Kamis, 22 November 2012

Hama Pada Brassica oleracea var. capitata L

Plutella ,xylostella L.



Serangga hama ini dikenal dengan ulat daun kubis atau diamond back moth, termasuk ordo Lepidoptera, familiPlutellidae dan mernpunyai daerah penyebaran di Indonesia.

Ngengat P. xylostella kecil berwarna coklat kelabu, pada sayap depan terdapat tanda ”tiga berlian”. Ngengat aktif pada senja dan malam hari dengan meletakkan telur tersebar pada daun. Stadium telur 3-5 hari. Larva instar pertama berukuran 1,2 mm berwarna hijau cerah dengan kepala tampak hitam. Stadium larva 7-11 hari. Pupanya tertutup oleh kokon, berwarna kuning pucat. Daur hidupnya berkisar 21 hari.Daun yang terserang P. xylostella berlubang-lubang kecil dan bila serangan berat, tinggal tulang daun.
Serangan berat terjadi pada musim kemarau, saat tanaman berumur 5-8 minggu. Tanaman inang P. xylostella adalah petsai, brokoli, dan kubis-kubisan lainnya.



Pengendalian dapat dilakukan dengan :



P. xylostella dapat dilakukan dengan mencari waktu tanam yang baik (sesuai dengan kondisi setempat)tumpangsari kubis dengan tomat
Konservasi musuh alami seperti penggunaan parasitoid larva Diadegma semiclausum Hellen dan
Apanteles plutellae Kurdj.
Penggunaan insektisida bila diternukan 5 ekor larva setiap 10 tanaman.


Crocidololia binotalis Zell.
Sumber: http://www.nbaii.res.in/Pestsofcrops/Crocidolomia-pavonana.html

Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop kubis atau large cabbage heart caterpillar, termasuk ordo Lepidoptera, farnili Pyralidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia.

Ngengat C. binotalis berwarna kelabu kecoklatan dengan rentangan sayap 20 mm dan panjang 13 mm.
Telur diletakkan secara berkelompok pada daun dengan stadium 4 hari. Larvanya berwarna coklat sampai hijau tua. Stadium larva 14 hari. Pupanya berada dalam tanah. Daur hidup 24-32 hari.
Larva C. binotalis merusak kubis yang sedang membentuk krop, sehingga daun kubis berlubang-lubang.Kerusakan ringan berakibat menurunnya kualitas kubis sedang kerusakan berat menyebabkan tanaman kubis tidak dapat dipanen. Tanaman inang C. binotalis adalah petsai dan kubis-kubisan.

Pengendalian C. binotalis dapat dilakukan dengan
- Tumpangsari kubis dengan tomat
- Konservasi musuh alami penggunaan parasitoid Sturmia incospicuoides Bar., Atrometus sp., Mesochorus so., dan.
Chelonus tabonus Sonar
- Penggunaan insektisida sintetik apabila ditemukan 3 ekor larva setiap 10 tanaman.



Hellula undalis (F.)


Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop bergaris atau striped cabbage heart caterpillar, termasuk ordo Lepidoptera, famili Pyralidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia.

Ngengat H undalis berwarna kelabu dan pada sayap depan terdapat garis-garis pucat serta titik-titik. Larvanya berwarna kuning kecoklatan dengan kepala hitam dan pada badannya terdapat enam garis yang memanjang berwarna coklat. Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh partikel tanah. Daur hidupnya 23-25 hari. Serangan larva muda seperti serangan yang disebabkan oleh Plutela sp. dan gejala serangan larva tua seperti gejala serangan Crocidolomia sp. Tanaman inang H.undalis adalah Petsai, sawi, lobak, dan, kubis tunas.

Pengendalian H. undalis dapat diakukan dengan
- Pemusnahan tanaman yang terserang
- Penyemprotan insektisida sistemik pada saat tanaman muda dan ditemukan gejala serangan.

Phyllotreta vittata F.


Serangga hama ini dikenal dengan kumbang anjing atau leaf beetle, termasuk ordo Coleoptera, famili Chrysomelidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Kumbang ini berwarna coklat kehitaman dengan sayap bergaris kuning. Panjang kumbang 2 mm. Telur diletakkan berkelompok pada kedalaman l-3 cm di tanah.Panjang larva 3-4 mm. Pupanya berada pada kedalaman tanah 5 cm. Daur hidupnya 3-4 minggu. Daun kubis yang terserang P. vittata berlubang-lubang kecil. Larvanya seringkali merusak bagian dasar tanaman dekat dengan permukaan. Tanaman inang P. vittata adalah petsai, lobak, dan sawi.

Pengendalian P. vittata dapat dilakukan dengan
- Pemusnahan tanarnan yang terserang
- Penggunaan insektisida bila ditemukan gejala serangan dan saat tanaman masih muda.

Spodoptera litura (F.)


Serangga hama ini dikenal dengan ulat grayak atau army worm, termasuk ordo Lepidoptera, famili
Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur S litura diletakkan secara berkelompok pada permukaan bawah daun. Stadium telur 2-8 hari. Larva berwarna keabu-abuan dengan panjang larva instar akhir 50mm. Pupa berwarna coklat berada dalam tanah. Stadium pupa 9-10 hari. Ngengat berwarna agak keabu-abuan.Larva S. litura memakan daun dan pucuk tanaman kubis, sehingga daun transparan. Pada serangan berat tinggal tulang daun. Tanaman inang S. litura adalah kacang tanah, tembakau, bawang merah, dan ketela rambat.

Pengendalian S. litura dapat dilakukan dengan :
 Pergiliran tanaman dengan tanaman buhan inang
 Penanaman serempak
 Pengolahan tanah yang baik untuk mematikan larva/pupa dalam tanah.
 Pemusnahan kelompok telur dan larva
 Konservasi musuh alami seperti penggunaan parasitoid telur Telenomus spodopterae Dodd
 Penggunaan insektisida bila telah ditemukan gejala serangan.


Chrysodeixis chalcites (Esp.)


Serangga hama ini dikenal dengan ulat jengkal atau green semilooper, termasuk ordo Lepidoptera, famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur C. chalcites diletakkan pada daun, berwarna keputihan. Stadium telur 3-4 hari. Larvanya berwarna hijau dengan stadium larva 14-19 hari. Pupanya di daun dengan stadium 6-11 hari. Ngengat berwarna coklat tua.
Daun kubis yang terserang C. chalcites akan tampak tinggal epidermis dan tulang daunnya. Tanaman inangC. chalcites adalah kentang, jagung, tembakau, apel, kacang tanah, rami, dan kacang hijau.

Pengendalian C. chalcites dapat dilakukan dengan
- Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang
- Penanaman serempak
- Pemusnahan larva yang ditemukan
- Penyemprotan insektisida bila ditemukan gejala serangan.


Helicoverpa armigera Hubn.


Serangga hama ini dikenal dengan penggerek tongkol jagung atau corn earworm, termasuk ordo Lepidoptera,famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur H armigera diletakkan satu per satu pada daun kubis. Stadium telur 2-5 hari. Larvanya memakan daun kubis dengan stadium larva 17-24 hari. Pupanya terbentuk dalam tanah dengan stadium pupa 12-14 hari. Daun kubis yang terserang larva H. armigera berlubang-lubang. Bila serangan cukup tinggi, banyak daun kubis yang berlubang sehingga menurunkan kualitas kubis. Tanaman inang H. armigera adalah sorghum, kentang, tomat, jagung, tembakau, kapas, dan kacangkacangan.

Pengendalian H. armegera dapat dilakukan dengan
- Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang
- Pemusnahan larva yang diambil
- Konservasi musuh alarm yaitu penggunaaan parasitoid telur Trichogramma nana Zehntn.

Myzus persicae (Sulz)


Serangga hama ini dikenal dengan kutu daun persik atau tobacco aphid termasuk ordo Homoptera,
famili Aphididae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia.Nimfa dan serangga dewasa M persicae menyer ang per tanaman kubis dengan cara menghisap cairan daun kubis. Lamanya daur hidup berkisar 7-10 hari. Daun kubis yang terserang M. persicae memperlihatkan bercak coklat di sekitar tusukan stiletnya. Bila serangan tinggi akan menurunkan kualitas kubis. Tanaman inang M persicae adalah tembakau, cabe, tomat, kentang, dan petsai. 

Pengendalian M persicae dapat dilakukan dengan

- Konservasi musuh alarm seperti penggunaan predator Menochilus sp. Dan kumbang Coccinellidae
- Penyemprotan insektisida sistemik bila ditemukan gejala serangan.

1 komentar: