Jumat, 30 November 2012

PEMBUKAAN LAHAN PADA AREAL LAHAN GAMBUT


A. Persiapan
Persiapan lahan pada tanah gambut, mengikuti petunjuk pembukaan lahan sesuai vegetasinya (APL berhutan, semak belukar atau bekas kebun) seperti yang telah diuraikan di atas dengan tambahan kegiatan pembuatan sistem drainase dan pemadatan tanah. Lahan gambut yang digunakan untuk budidaya tanaman perkebunan (contoh : Kelapa sawit) yaitu kawasan gambut dalam bentuk hamparan yang memiliki ketebalan lapisan gambut kurang dari 3 (tiga) meter dan proporsi lahan dengan ketebalan gambut kurang dari 3 (tiga) meter minimal 70% dari luas areal yg diusahakan, serta pada kedalaman gambut kurang dari 3 meter tidak ditemukan pyrite dan pasir kwarsa (Permentan No. 14 Tahun 2009 tentang Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Budidaya Kelapa Sawit)

Pembukaan Lahan Pada Areal Peremajaan Kebun/Replanting Dengan Teknik Underplanting

Pertimbangan utama dilakukan peremajaan kelapa sawit  karena umur tanaman yang lebih dari umur ekonomis atau sekitar 25 tahun, tanaman tua dengan produktivitas rendah atau dibawah 13 ton TBS/Ha/Tahun, sehingga kurang menguntungkan bagi petani. Pada umumnya petani menggantungkan penghasilannya dari produksi TBS. Salah satu metode peremajaan tanaman yang memungkinkan petani masih menerima penghasilan selama masa peremajaan adalah dengan sistem underplanting, yaitu teknik peremajaan dengan menanam tanaman baru diantara tanaman tua.

Penyebab Kerusakan Tanah


Kerusakan Tanah Pertanian Akibat Erosi
Penggunaan lahan tanpa diimbangi dengan upaya konservasi dan perbaikan kondisi lahan akan menyebabkan degradasi lahan. Lahan di daerah hulu dengan lereng curam yang hanya sesuai untuk hutan, apabila mengalami alih fungsi menjadi lahan pertanian tanaman semusim akan rentan terhadap bencana erosi dan atau tanah longsor. Perubahan penggunaan lahan miring dari vegetasi permanen (hutan) menjadi lahan pertanian intensif menyebabkan tanah menjadi lebih mudah terdegradasi oleh erosi tanah. Praktek penebangan dan perusakan hutan (deforesterisasi) merupakan penyebab utama terjadinya erosi di kawasan daerah aliran sungai (DAS).
Penurunan produktivitas usaha tani secara langsung akan diikuti oleh penurunan pendapatan petani dan kesejahteraan petani. Disamping menyebabkan ketidak-berlanjutan usaha tani di wilayah hulu, kegiatan usaha tani tersebut juga menyebabkan kerusakan sumber daya lahan dan lingkungan di wilayah hilir, yang akan menyebabkan ketidak-berlanjutan beberapa kegiatan usaha ekonomi produktif di wilayah hilir akibat terjadinya pengendapan sedimen, kerusakan sarana irigasi, bahaya banjir dimusim penghujan dan kekeringan dimusim kemarau.

Informasi Organisme Pengganggu Tanaman Ulat api DARNA SPP


Ulat api Darna spp. terdiri dari beberapa spesies yaitu Darna(Orthocraspeda) trima Moore, Darna catenatus, Darna (Ploneta) diductaSnellen, Darna (Ploneta) bradleyi, Darna (Oxyplax) pallivitta Moore,Darna (Darna) metaleuca Walker, Darna (Orthocraspeda) bornesordida, Darna (Orthocraspeda) tuaranensis Holloway. Dari kedelapan spesiesDarna, yang umum menyerang dan terdapat di perkebunan kelapa sawit adalah D. trima, D. catenatus, D. diducta, dan D. bradleyi.

Informasi Organisme Pengganggu Tanaman CLANIA SP

Clania sp. merupakan salah satu jenis hama ulat kantung baru yang menyerang perkebunan kelapa sawit di indonesia. Ulat kantung ini memiliki jenis yang berbeda dari ukuran, bentuk dan tingkat kerusakan dibandingkan ulat kantung yang biasa menyerang kelapa sawit, yaituMetisa plana, Mahasena corbetti, dan Pteroma pendula. Ulat ini diduga sebagai hama yang mengalami outbreak akibat peralihan status lahan.
TELUR
Telur berwarna kuning pucat dan berbentuk oval. Jumlah telur yang dihasilkan betina Clania sp. mencapai 1000-2000 butir. Ukuran telur berkisar 0,5- 0,73 mm.

Potensi SumSel


Provinsi Sumatera Selatan secara geografis terletak antara 1 derajat sampai 4 derajat Lintang Selatan dan 102 derajat sampai 106 derajat Bujur Timur dengan luas daerah seluruhnya 87.017.41 km2.

Batas batas wilayah Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut : sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu. 

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PESTISIDA DAN APLIKASINYA “Cara Kerja Pestisida dalam Air”


I.                   PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

     Pestisida merupakan suatu bahan yang banyak dijumpai dan digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai tujuan penggunaan termasuk perlakuan yang bersifat pencegahan maupun untuk tujuan pengendalian organisme pengganggu pada hampir semua sektor dalam masyarakat, diantaranya sektor kesehatan, pertanian, kehutanan, perikanan, perdagangan, perindustrian, ketenagakerjaan, perhubungan, lingkungan hidup dan di rumah tangga. Tidak hanya di bidang pertanian, pengunaaan pestisida dalam rumah tangga Indonesia sudah demikian luas juga. Berbagai merek “obat” serangga dapat kita temui di etalase supermarket hingga warung kecil, memudahkan kita untuk mengakses racun ini dan memasukkannya ke dalam rumah kita. Pestisida dalam rumah tangga biasanya digunakan untuk mengatasi semut, mengatasi kecoa, mengusir lalat, mengatasi ngengat, mengatasi tikus, mengatasi nyamuk. Walau banyak laporan dan penelitian tentang dampak negatif pestisida ini (pada manusia dan lingkungan), seolah kita tidak punya pilihan lain selain menyemprot hama pengganggu (dan pembawa penyakit) ini dengan “obat” hama. Sekalipun sebagai bahan beracun (biosida) yang memiliki potensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, pestisida banyak digunakan karena mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain dapat diaplikasikan dengan mudah pada hampir semua tempat dan waktu, hasilnya dapat dirasakan dalam waktu yang relatif singkat, dan dapat diaplikasikan dalam areal yang luas.

Taksasi Biaya Pembangunan Kebun Kelapa Sawit


Taksasi Biaya Pembangunan Kebun Kelapa Sawit



01.  Rekapitulasi Biaya Investasi per Ha Planted Area

Kriteria kesesuaian lahan kelapa sawit pada tanah mineral




No
Karakteristik lahan
Simbol
Intensitas Faktor Pembatas
   Tanpa (0)
   Ringan (1)
     Sedang (2)
  Berat (3)
1.
Curah hujan (mm)
h
1.750-3.000
 1.750-1.500
      >3.000
1.500-1.250
   <1.250
2.
Bulan kering (bln)
k
      <1
       1 - 2
        2 - 3
      >3
3.
Ketinggian di atas permukaan laut (m)

l

    0 - 200

    200 - 300

    300 - 400

     >400
4.
Bentuk wilayah/kemiringan lereng (%)

w

Datar – berombak
     <8
Berombak – bergelombang
     8 - 15
Bergelombang - berbukit
      15 - 30
Berbukit-bergunung
     >30            
5.
Batuan di permukaan dan di dalam tanah
(%-vol)

b

        <3

       3 - 15
  
      15 - 40
 
     > 40
6.
Kedalaman efektif (cm)
s
     >100
    100 - 75
      75 - 50
    <50
7.
Tekstur tanah
t
Lempung berdebu; lempung liat berpasir; lempung liat berdebu; lempung berliat
Liat; liat berpasir; lempung berpasir; lempung
pasir berlempung; debu
liat berat; pasir
8.
Kelas drainase
d
baik; sedang
agak terhambat; agak cepat
cepat; terhambat
sangat cepat; sangat terhambat;tergenang
9.
pH
a
   5,0-6,0
    4,0-5,0
    6,0-6,5
      3,5-4,0
      6,5-7,0
    <3,5
    >7,0

Hevea brasiliensis


Pengenalan Karet
Tanaman karet (Havea brasiliensis) berasal dari negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Jauh sebelum tanaman karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai tempat seperti: Amerika Serikat, Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang juga menghasilkan getah. Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh dari tanaman Castillaelastica (family moraceae). Sekarang tanaman tersebut kurang dimanfaatkan lagi getahnya karena tanaman karet telah dikenal secara luas dan banyak dibudidayakan. Sebagai penghasil lateks tanaman karet dapat dikatakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara besar-besaran (Nazarudin dkk, 1992).
Pohon karet para pertama kali hanya tumbuh di Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan; sekarang Asia merupakan sumber karet alami (www.wikipedia.org).

Kamis, 29 November 2012

Hama Tanaman Umum

HAMA TANAMAN PANGAN
  Hama Tanaman Ubi Jalar
Hama Lanas (Cylas formicarius)

KLASIFIKASI
Kingdom        : Animalia
Filum              : Arthropoda
Kelas              : Insecta
Genus             : Cylas
Spesies          : Cylas formicarius

MORFOLOGI
Kumbang cylas cukup indah  bentuk dan warnanya, berukuran 5 – 6,5 mm. Kepala dan sayap bagian luar berwarna biru sedangkan leher dan kakinya berwarna merah.

EKOLOGI
Cylas banyak terdapat di daerah yang tananya gembur. Pada siang hari, cylas tidak dapat merayap kemana – mana dan berkumpul bersama yang lain di tempat yang teduh. Bila diganggu, dengan seketika cylas akan merebahkan diri seolah – olah mati.

PENGENDALIAN
Cara Mekanis, meninggalkan umbi – umbi yang terkena serangan cylas pada waktu panen, melakukan rotasi tanaman, penimbunan secukupnya pada bendengan agar umbi tidak muncuk ke permukaan.

Jumat, 23 November 2012

Defisiensi Unsur Hara


Pada praktik budidaya tanaman kita sering dihadapkan pada masalah pertumbuhan tanaman tidak  normal, yaitu tanaman kerdil, warna daun berubah dan kematian organ tanaman seperti daun, bunga dan buah yang ditandai dengan kerontokan. Apabila tidak ada organisme lain yang menyebabkan gangguan atau kelainan pertumbuhan tersebut, maka kelainan pertumbuhan itu dapat disebabkan adanya kekurangan/kelebihan salah satu atau beberapa unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Kelainan pada tumbuhan dan gejala-gejala kekurangan unsur hara dapat dilihat di bawah ini.
marijuanapassion.com
bivocational.org


N (Nitrogen)
Peran
Memacu petumbuhan tanaman secara umum, terutama fase vegetatif, berperan pada pembentukan kloroil, membentuk

Kamis, 22 November 2012

Hama Pada Brassica oleracea var. capitata L

Plutella ,xylostella L.



Serangga hama ini dikenal dengan ulat daun kubis atau diamond back moth, termasuk ordo Lepidoptera, familiPlutellidae dan mernpunyai daerah penyebaran di Indonesia.

Ngengat P. xylostella kecil berwarna coklat kelabu, pada sayap depan terdapat tanda ”tiga berlian”. Ngengat aktif pada senja dan malam hari dengan meletakkan telur tersebar pada daun. Stadium telur 3-5 hari. Larva instar pertama berukuran 1,2 mm berwarna hijau cerah dengan kepala tampak hitam. Stadium larva 7-11 hari. Pupanya tertutup oleh kokon, berwarna kuning pucat. Daur hidupnya berkisar 21 hari.Daun yang terserang P. xylostella berlubang-lubang kecil dan bila serangan berat, tinggal tulang daun.

Penyakit Pada Kubis (Brassica oleracea var. capitata L)


Nama kubis diduga berasal dari bahasa Inggris yaitu cabbage. Di Indonesia, kubis sering uaga disebut sebagai kol. Tanaman kubis (Brassicae oleraceae) termasuk family Cruciferae, Klas Dicotyledoneae,  subdivisi Angiospermae dan Divisi Embriophyta (Pracaya, 2001). Kubis sebagai sayuran mempunyai peran penting untuk kesehatan. Kubis banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Sebagai sayuran, kubis dapat membantu pencernaan, menetralkan zat-zat asam dan memperlancar buang air besar.

Tanaman kubis merupakan tanaman semusim yang di Indonesia banyak ditanam di daerah pegunungan, dengan ketinggian ±800 m di atas permukaan laut (dpl) dan mempunyai penyebaran hujan yang cukup setiap tahunnya. Sebagian kubis tumbuh baik pada ketinggian 100-200 m dpl, tetapi jumlah varietasnya tidak banyak dan tidak dapat menghasilkan biji. Pada daerah yang ketinggiannya di bawah 100 m, tanaman kubis tumbuh kurang baik. (Permadi dan Sastrosiswojo, 1993).

Selasa, 20 November 2012

Nama Latin Tumbuhan


1.      Alamanda  Alamanda chatartica
2.      Alang-alang  Imperata cylindrica
3.      Alpukat  Persea americana
4.      Anggrek  Orcidaceae
5.      Anggur  Vitis vinifera
6.      Anggur Amerika Selatan  Vitis labrusca
7.      Anggur Bali  Alphonso lavalle
8.      Anggur Merah  Vitis vinifera
9.      Annemon  Annemon
10.  Anyelir  Dianthus caryophyllus

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PESTISIDA DAN APLIKASINYA “Cara Kerja Pestisida”


I.       PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

Semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dimanfaatkan untuk melakukan perlindungan tanaman adalah pestisida.            Sejak terjadinya krisis pangan di seluruh dunia akibat efek dari perang dunia II, para ahli pangan mulai gencar merencanakan suatu program yang dapat menjawab tantangan krisis pangan. Dan ditambah lagi ketika petani memerlukan hasil produksi yang cepat, efisien, dan terjaminnya hasil produksi, maka lahirlah “Revolusi Hijau” dimana terjadi peningkatan penggunaan pestisida kimia sintetis sebagai   pengendali hama, penyakit, dan gulma atau yang di kenal dengan OPT. Bahan aktif yang dikandung dalam pestisida merupakan senyawa pestisida dalam formulasi (campuran antara senyawa utama pestisida dengan bahan lain).

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PESTISIDA DAN TEHNIK APLIKASINYA ”PENGENALAN PESTISIDA”


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PESTISIDA DAN APLIKASINYA


PENGENALAN PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASINYA
I.       PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dimanfaatkan untuk melakukan perlindungan tanaman adalah pestisida.            Sejak terjadinya krisis pangan di seluruh dunia akibat efek dari perang dunia II, para ahli pangan mulai gencar merencanakan suatu program yang dapat menjawab tantangan krisis pangan. Dan ditambah lagi ketika petani memerlukan hasil produksi yang cepat, efisien, dan terjaminnya hasil produksi, maka lahirlah “Revolusi Hijau” dimana terjadi peningkatan penggunaan pestisida kimia sintetis sebagai   pengendali hama, penyakit, dan gulma atau yang di kenal dengan OPT. Bahan aktif yang dikandung dalam pestisida merupakan senyawa pestisida dalam formulasi (campuran antara senyawa utama pestisida dengan bahan lain). Golongan pestisida terbagi menjadi 3 bagian, yaitu; 1) formulasi, 2) cara kerja, 3) susunan kimia. Formulasi pestisida berupa cairan, butiran, debu, dan tepung. Dan dalam teknis aplikasi pestisida berupa kontak, fumigasi/teknik gas, sistemik, dan lambung. Serta susunan kimia dalam pestisida antara lain; organik dan anorganik.

Jamur Akar Putih.

Penyakit Jamur Akar Putih.

1. Gejala pada tanaman karet akibat JAP (Jamur akar putih)
* Tanaman yang terserang jamur akar putih daun-daunya terlihat kusam, permukaan daun menelungkup, layu dan gugur, adakalanya tanaman membentuk bunga/buah lebih awal.
* Terbentuk buah lebih awal pada tanaman muda yang seharusnya belum cukup waktunya berbuah dan bertajuk tipis.
* Apabila perakaran dibuka maka pada permukaan akar terdapat semacam benang-benang berwarna putih kekuningan menempel dan pipih menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas.
* Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat.
* Mati mendadak seperti tersiram air panas pada musim hujan.
* Serangan lebih lanjut akan membentuk badan buah berbentuk setengah lingkaran yang tumbuh pada pangkal batang. Badan buah berwarna pink dengan tepi berwarna kuning muda atau keputihan.

2. Penyebap terjadinya serangan Jamur akar putih.
* Lahan yang dipenuhi oleh sisa-sisa tanaman hutan atau bekas tanaman karet yang tidak di cabut dan dibakar yang menjadi