Kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) semula berasal dari Afrika yang
tumbuh secara liar/alam. Varitas yang dikembangkan biakkan kemudian yang tumbuh
sekarang ini di perkebunan-perkebunan tropis di Asia Tenggara, Amerika Selatan
dan Afrika. Buah kelapa sawit berbentuk seperti telor yang berbeda panjangnya
antara 2 cm s/d 5 cm dan beberapa beratnya antara 3 gram s/d 30 gram.
Masing-masing buah secara normal terdiri dari satu inti tunggal (kernel) yang
dikelilingi oleh pericarp. Pericarp itu terdiri tiga lapisan yakni endocarp
keras, mesocarp yang berbentuk serabut yang mengandung minyak dan kulit luar
yang tipis dan kilat yang dinamakan exocarp.
Pohon kelapa sawit senantiasa menghasilkan tandan buah yang mengandung
salah satu dari tigas jenis buah yang berbeda yang dengan mudah dapat dikenal
dari bentuknya yang berbeda. Bentuk ini dikenal masing-masing sebagai dura,
tenera dan pisifera. Biji dari buah bentuk dura memiliki kulit/ cangkang yang
relatif tebal (antara 2 s/d 8 mm). Persentase mesocarp-nya terhadap buah
umumnya rendah hingga 33 s/d 55%.
Biji dari buah berbentuk tenera umumnya memiliki cangkang yang tipis dari
dura. Ketebalan cangkang berkisar 0.5 s/d 4 mm. Persentase mesocarp terhadap
buah umumnya sedang hingga tinggi (60 s/d 96%).
Buah berbentuk pisifera tidak memiliki inti (kernel) atau cangkang. Buah
ini sepenuhnya dari material mesocarp berdaging yang mengandung minyak. Buah
individu pada setiap tandan (apapun jenisnya) tidak ada yang persis sama
bentuknya. Buah bagian dalam adalah lebih rata, lebih kecil dan kurang
pigment-nya jika dibandingkan dengan buah bagian luar. Biasanya terdapat
sebagian buah parthenocarpic yakni buah yang tumbuh seperti kurang dipupuk.
Buah ini biasanya selain rendemen minyak kurang, tidak mengandung endosperm dan
embrio dan bagian pusat dari buah biasanya padu.
Berat dari suatu tandan buah yang matang berbeda satu sama lainnya dan
tergantung pada usia dan jenis sawit serta kondisi pertumbuhannya. Buah muda
yang berusia 2 s/d 3 tahun ada yang beratnya hanya 5 kg pertandan, sedangkan
buah dewasa malah ada yang mencapai seberat 80 kg per tandan, namun rata-rata
dibawah 40 kg pertandan.
Proses
Kematangan Buah
Buah membutuhkan waktu sekitar 20-21 minggu hingga masak. Prosesnya dapat
dibagi menjadi tiga bagian, dimulai dari bunga mengalami penyerbukan. Normalnya
pada minggu ke 13 atau 14, inti/kernel telah terbentuk sempurna. Cangkang
berwarna gelap. Pembentukan sel minyak terjadi setelah minggu ke-15 atau ke-16
dn kandungan minyak maksimum terjadi pada minggu ke-20 atau ke-21 tergatung
kondisi cuacanya.
Pembentukan buah dekat hubungannya dengan perubahan warna. Buah yang sangat
muda mempunyai mesocarp berwarna keputihan, yang akan menjadi kehijauan karena
kandungan klorofil (zat hijau daun) yang tinggi. Sepanjang proses ini carotene
juga mengalami pembentukan. Kandungan carotene membuat mesocarp berwarna oranye
menjadi kemerahan.
Kulit terluar buah (exocarp) turut mengalami periode perubahan warna. Buah
muda normalnya berwarna ungu kehitaman, dalam beberapa peristiwa berwarna hijau
muda keputihan dan buah masih dikelilingi kelopak. Umumnya seluruh buah berada
dalam satu tandan yang juga berwarna putih kehijauan.
Sesuai dengan kematangan buah, perubahan warna dari ungu kehitaman ke merah
oranye gelap hingga seluruhnya berwarna merah oranye terang. Zat kimiawi yang
berperan dalam perubahan warna kulit ini adalah anthocyanin Formasi minyak
dimulai dari lapisan sekitar inti hingga menuju lapisan atas buah. Dalam buah
yang masak daging buah seluruhnya mengandung minyak.
Standard
Kematangan Buah Sawit
Buah sawit
yang telah dipanen oleh pihak Estate dikirim ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
dengan menggunakan truk. Buah sawit yang sampai di PKS akan disortasi dengan
kriteria kematangan buah. Adapun contoh kriteria kematangan yaitu:
1. Buah immature : Buah immature digolongkan sebagai
buah yang masih hitam dan keras. Buah immature ditandai dengan tidak
adanya berondolan yang lepas dan mengandung sangat sedikit minyak. Buah
ini disebut buah immature.
2. Buah mentah (unripe bunch) : Buah mentah
adalah kurang dari 10 berondolan yang lepas.
3. Buah mengkal (underripe bunch) : Buah mengkal
dengan kurang dari 25 berondolan yang lepas.
4. Buah masak (normal ripe) :Buah masak
dengan lebih dari 25 berondolan yang lepas dari janjangan.
5. Buah lewat masak (over ripe) : Buah yang
lewat masak dengan berondolan lepas lebih dari 50% tetapi masih tertinggal 10%.
6. Buah busuk (rotten bunch) : Buah busuk
dengan sebagian janjangan atau seluruhnya telah lembek/ menghitam
warnanya, busuk dan atau berjamur. Buah lewat masak dan buah busuk (termasuk
juga berondolan) mempengaruhi kualitas minyak dan kehilangan minyak dalam
proses. Kadar ALB minyak akan naik dan nilai Bleachability minyak
akan turun karena buah lewat masak dan buah busuk berisi berondolan
memar dan teroksidasi.
7. Janjangan kosong (empty bunch) : Janjangan
kosong dengan lebih dari 90% berondolan yang lepas.
8. Tangkai janjangan (long stalk) : Tangkai
janjangan yang panjangnya lebih dari 2.5 cm adalah Janjangan Panjang. Tangkai
janjangan tidak mengandung minyak. Tangkai ini hanya menambah berat pada waktu
penimbangan buah sawit tetapi menyerap minyak pada saat proses sterilisasi
dan threshing. Tangkai ini sangat tidak diharapkan dan panjang dari tangkai
harus sependek mungkin. Suatu praktek yang baik adalah dengan memotong
tangkai dan membuat bentuk V pada ujung bawah tangkai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar